Hai Sobat jalan-jalan madiun, kali ini kita akan jalan-jalan ke Madiun Selatan. Madiun kemungkinan besar menambah objek wisata lagi dengan digalinya situs peninggalan Kerajaan Ngurawan atau Kerajaan Gelang-Gelang. Situs Kerajaan Ngurawan ini merupakan peninggalan sejarah yang berkaitan dengan kerajaan-kerajaan Nusantara pada masa lalu. Kerajaan Ngurawan sendiri kemungkinan berdiri pada abad ke 10 sampai abad ke 15 masehi. Situs Kerajaan Ngurawaan sendiri saat ini masih tertutup dengan tanah yang di atasnya merupakan perkampungan. Situs Kerajaan Ngurawan ini terletak di Dusun Ngrawan, Desa Dolopo, Kecamatan Dolopo, Madiun. Cerita daerah Ngurawan ada 3 versi, mulai dari cerita babad pertama masa Kerajaan Panjalu Kediri, babad ke dua masa Kerajaan Mataram Kuno, dan babad ketiga pada masa masuknya agama Islam. Untuk babad pertama, kerajaan Ngurawan erat hubunganya dengan kerajaan Panjalu Kediri. Hal tersebut berdasarkan nama daerah sekitar Ngurawan yang hampir sama dengan nama nama daerah di Kediri, seperti doho dan pamenang.
Awal mula ditemukan situs Kerajaan Ngurawan ini didasarkan atas temuan warga yang sering menemukan benda-benda jaman dulu seperti yoni, batu bata, arca, dll. Ada warga dusun mengaku pengungkapan temuan benda bersejarah itu berasal dari sebuah mimpi yang dia alami. Di halaman rumahnya ada sebuah bangunan istana yang luas dan megah. Bangunan megah di dalam mimpinya itu seperti sebuah istana kerajaan-kerajaan Jawa. Mimpi tersebut ini sesuai dengan cerita rakyat yang berkembang di warga Ngurawan. Bahwa di dusun tersebut tersembunyi bangunan bekas kerajaan Gegelang Ngurawan, yang sempat berdiri di era Majapahit. Warga setempat juga meyakini keberadaan kerajaan tersebut. Keyakinan itu juga terus diperkuat dengan maraknya temuan benda-benda bersejarah seperti patung maupun bentuk lainnya.
gerbang kuno kerajaan ngurawan |
Berdasarkan mimpi tersebut, beberapa warga dan didampingi tokoh pengamat Ngurawan mulai menggali situs tersebut dan menemukan suatu yang luar biasa. Berawal dari satu titik ekskavasi sedalam 8 meter, mereka menemukan sebuah susunan batu bata dengan karakteristik tidak biasa. Batu bata itu bentuknya besar dengan ukuran 40 sentimeter dengan corak batu bata yang berbeda-beda. Hal ini menandakan bahwa ketika corak dan susunan batu bata berbeda maka fungsi ruangan itu juga berbeda. Titik ekskavasi ini diprediksi merupakan bangunan Kedaton Kerajaan Ngurawan. Jika situs Kerajaan Ngurawan digali lebih lanjut diperkirakan luas bangunan bisa mencapai 1,4 ribu meter persegi. Selain temuan susunan batu bata, disekitaran lahan ekskavasi tersebut juga ditemukan terakota (gerabah kuno) dalam bentuk patung. Pada titik yang lain, ditemukan juga sebuah cangkir bertuliskan huruf Mandarin. Penanda bahwa cangkir itu berasal dari dataran Cina. Menurut beberapa sumber, hal ini menandakan telah terjadi hubungan antara kerajaan Ngurawan dengan kerajaan Majapahit atau bahkan bisa jadi Kerjaan Ngurawan telah menjalin hubungan dagang dengan Cina.
susunan batu bata yang berhasil di gali |
Benda peninggalan Kerajaan Ngurawan ini dapat anda lihat di depan Masjid Maqamul Hidayah dan Madrasah Ibtidaiyah Toriqatul Huda dusun Ngrawan. Pada halaman masjid terdapat Umpak dengan posisi terbalik di sebelah kiri kanan gerbang masuk. Selain itu, ada patung arca Dewi Parwati. Kemudian ada Jobong Sumuran yang terletak di depan madrasah Toriqul Huda sebagai pot tanaman. Jobong Sumuran ini posisinya terbalik dan salah satu sudutnya berukir kronogram angka tahun 1320 Saka (1398 Masehi). Sebenarnya di areal ini dahulu pernah ada bangunan gerbang kuno, tepatnya di barat masjid, pada areal makam. Namun, gerbang tersebut telah tidak ada lagi, bahkan batu bata kunonya telah dimanfaatkan masyarakat setempat untuk semen merah. Ada yang masih tersisa, yaitu batu bata kuno yang dijadikan batu nisan pada makam di areal Masjid Toriqul Huda. Selain itu, di bawah masjid dahulu merupakan lokasi dikuburkannya arca-arca dari sekitar Ngrawan. Banyak sekali arca maupun batu bertulis yang dijadikan pondasi masjid Ngrawan ini. Dahulu ada peninggalan susunan batu bata bekas pagar istana yang membujur melewati dusun. Namun, batu-batuan ini sebagian sudah hilang atau dimanfaatkan warga untuk membangun rumah dan kandang ayam. Sebagian lagi sudah hilang karena banyak yang dijual. Sebagian besar dijual warga sekitar kepada pemburu barang antik yang sering datang ke daerah itu untuk mencari koleksi, harga yang tinggi. Menurut sumber yang tinggal di dusun Ngurawan, banyak kejadian aneh yang menimpa warga yang berkunjung dengan niat jelek. Dulu pernah ada warga yang mencuri benda-benda peninggalan Kerajaan Ngurawan untuk dijual. Ketika hendak pulang, orang itu tidak bisa menemukan jalan untuk keluar dusun ngurawan dan hanya berputar-putar mengelilingi dusun.
Arca dan Umpak di depan Masjid |
Menurut sumber, dusun Ngrawan akan dijadikan lokasi wisata budaya. Rencananya, tahun ini akan dibangun gapura dijalan masuk dusun Ngrawan tepatnya di pinggir jalan raya Madiun Ponorogo. Jika anda ingin kesan tidak banyak petunjuk jalan untuk mencapai titik situs peninggalan Kerajaan Ngurawan. Anda harus sering bertanya kepada warga sekitar untuk menunjukkan tempat-tempat peninggalan kerajaan berada. Peninggalan tersebut masih tersebar di beberapa tempat dan belum dikumpulkan menjadi satu dalam satu museum. Hal ini sangat menyulitkan ketika ada pengunjung yang ingin melihat dan memperoleh fakta sejarah tentang kerajaan Ngurawan. Semoga proses penggalian dan proses penataan wisata situs kerajaan Ngurawan segera diproses oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta yang ingin terlibat. Dengan terbukanya situs Kerajaan Ngurawan ini, dari segi ekonomi dapat mengangkat sektor pariwisata Madiun umumnya dan warga dusun Ngrawan khususnya. Dari segi pendidikan, penemuan situs kerajaan Ngurawan dapat menjadi fakta sejarah dengan berbagai bukti di lapangan. Seperti dalam Prasasti Kadudu 1216 saka/1294 masehi tertulis bahwa ketika Paduka Sri Jayakatwang Raja Glang Glang i bhumi Wurawan menyerang kerajaan Tumapel menggunakan bendera berwarna merah dan putih sebagai bendera kebesarannya. Bisa jadi, bendera pertama kali digunakan oleh Kerajaan Ngurawan. Dari segi kebudayan, dapat menambah khasanah budaya nusantara sehingga membuktikan bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya.
0 comments:
Post a Comment