Infokotamadiun.blogspot.com - Madiun : Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika
(USD) berdampak pada pengusaha konveksi. Kondisi ini, seperti dirasakan
salah satu perusahaan jasa konveksi di Kelurahan Manisrejo Kota Madiun.
Untuk memenuhi permintaan pelanggan, dirinya menggunakan stok kain
dengan harga lama.
Sekretaris Ababil Konveksi
Madiun, Mufida mengatakan, akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap
dolar, perusahaan tidak berani mengambil stok baru. Ini karena harga
kain, mengalami kenaikan sekitar Rp 5 ribu per kilogram. Karena itu,
dengan kondisi kurs rupiah yang saat ini belum menentu, perusahaan
memilih menggunakan stok lama dan tidak berani membeli bahan dalam
jumlah yang banyak.
Selain itu, dampak lain yang
dirasakan, yakni keterlambatan pengiriman barang, sampai 10 hari. Mufida
mengakui, keterlambatan ini dikarenakan adanya kekosongan kain. Hal ini
berpengaruh terhadap pengiriman pemesanan ke konsumen, yang tidak tapat
waktu atau mundur dari jadwal yang telah ditentukan.
“Kita
konsekuensinya kepada konsumen ya menggunakan bahan dan harga yang
lama. Kalau kita beli stok yang baru, kemudian tiba-tiba dolar turun
kami khawatir dengan bisnis dari perusahaan sendiri. alau rugi sih
pasti, makanya kita kan takutnya dari itu. Dampak rupiah melemah itu ya
harga kain mengalami kenaikan, kemudian keterlambatan pengiriman,
biasanya tiga hari nah ini kaang 10 hari saja belum datang,”Ungkap
Mufida kepada Radio Republik Indonesia, Senin(31/8/2015).
Mufida
menjelaskan, jika kondisi rupiah tidak segera menguat sementara bahan
menipis, konsekuensinya, tidak menutup kemungkinan perusahaan akan
menaikkan harga pemesanan. Meski melemahnya nilai tukar rupiah terhadap
dolar berdampak pada konveksi, namun diklaim tidak berpengaruh terhadap
produksi dan pengurangan jumlah karyawan.
“Kalau
produksi tetap, jumlah karyawan juga tetap, sementara ini nggak ada
pengurangan ya, total keseluruhan ya ada 21 orang,”Tandasnya. (Eka
Wulan)
0 comments:
Post a Comment